Rabu, 26 Desember 2012

PEMASARAN SOSIAL

Peran dan Determinan Pemasaran Sosial terhadap Kesehatan Masyarakat

            Pemasaran Sosial adalah suatu bentuk disiplin untuk mengembangkan kegiatan komunikasi kesehatan. Tujuannya adalah mendapat kata yang tepat dipakai untuk meyakinkan para ibu berbuat seperti yang dianjurkan, tokoh yang dipakai untuk menyampaikan pesan, saluran komunikasi (langsung dan tidak langsung), dan bagaimana memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya.
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia selain pendidikan dan ekonomi.
Sudah saatnya masyarakat, pengelola program kesehatan dan para pengambil kebijakan mengambil upaya-upaya cerdas untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, melalui kegiatan yang lebih berpihak kepada mayarakat, apa yang kita sebut sebagai Paradigma Sehat.
Paradigma sehat pada dasarnya, merupakan upaya kesehatan dengan  menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif, dengan tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Yang artinya prioritas upaya kesehatan adalah upaya promosi kesehatan dalam hal pemasaran sosial terhadap kesehatan masyarakat.
Pemasaran sosial memperkenalkan gagasan-gagasan sesuai praktik sosial. Yang tujuan akhirnya adalah perubahan perilaku. Jadi, Pengenalan kampanye gizi tidak sesederhana menolong konsumen mengetahui dan mendorong minatnya memperbaiki gizi, namun lebih jauh lagi adalah untuk mengubah pola kebiasaan makan masyarakat.
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada “provider” dan “consumer”. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah dan harus diorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam mengorientasikan pelayanan kesehatan merupakan wujud peran pemasaran social dalam kesehatan masyarakat  sangat penting.

Peran Pemasaran Sosial dalam Gizi dan Kesehatan Masyarakat 

Program Perbaikan Gizi Dan Kesehatan Masa Depan

           Berangkat dari besarnya masalah gizi dan kesehatan serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini antar wilayah, maka diperlukan program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Jelas sekali kerja sama antar sektor terkait menjadi penting, selain mengurangi aktivitas yang tumpang tindih dan tidak terarah. 
Berikut ini merupakan pemikiran untuk program yang akan datang, antara lain:
1.      Banyak hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan dalam perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional sampai dengan kabupaten.
2.   Melakukan penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang spesifik lokal.
3.      Melakukan strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.
4.      Secara bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan.

            Sehingga faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi salah satunya adalah  gizi anak usia sekolah. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Health Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
           Kali ini penulis akan coba share dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat gizi anak usia sekolah. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlu memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sangat diperhatikan dalam point sebagai berikut:
1)      Usia anak adalah usia puncak pertumbuhan
Anak SD yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakkan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skill anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu: fisik dan mental anak. Karena tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. Makanan yang kaya akan nutisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan sangat berpengaruh disini.

2)      Selalu aktif
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka nutrisi dan energi juga akan semakin banyak diperlukan, anak usia SD atau usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyak untuk menunjang aktifitas fisiknya.

3)      Perubahan sikap terhadap makanan
Anak usia sd tidak dapat ditebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakan.

4)      Tidak suka makan-makanan yang bergizi.
Telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. kriteria makanan yang bnyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualtias, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan gizi dapat merusak bangsa. Tujuan dari analisis adalah untuk mengetahui kecenderungan masalah gizi dan kesehatan masyarakat serta determinan yang mempengaruhi masalah ini. 

 Peningkatan SDM ini untuk masa yang akan datang perlu dilakukan dengan memperbaiki atau memperkuat intervensi yang ada menjadi lebih efektif, bermanfaat untuk kelompok sasaran terutama penduduk rawan dan miskin. Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan gizi pada penduduk menjadi prioritas, selain meningkatkan pendidikan dan mengurangi kemiskinan, terutama pada kabupaten/kota yang tingkat keparahannya sangat berat.

Pelayanan kesehatan dan gizi untuk yang akan datang juga harus memperhatikan pertumbuhan penduduk perkotaan yang akan membawa berbagai masalah lain. Dengan peningkatan kualitas intervensi kepada masyarakat, diasumsikan penurunan masalah gizi dan kesehatan masyarakat dapat tercapai.

Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima di samping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan gizi dapat merusak kualitas SDM.

Pada saat ini, sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi. Kejadian kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan tetapi secara perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur harapan hidup.

***

Strategi pemasaran sosial adalah untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi, yakni cara bagaimana mencapai atau teknik atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, ada beberapa simpulan dalam peningkatan kesehatan masyarakat, sebagai berikut:
·     Masalah kesehatan sangat kompleks sehingga penyelesaiannya memerlukan peran aktif tidak hanya sektor kesehatan saja. Tingkat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis ditingkat mikro tetapi lebih ditentukan oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, politik ditingkat makro secara menyeluruh.
·  Implementasi pencapaian tujuan kesehatan masyarakat memerlukan langkah-langkah kebijakan intersektoral dan pendekatan multidisiplin yg dapat mengubah sosial determinan tersebut.

         Pemerintah baik pusat, provinsi, kabupaten/kota; swasta dan masyarakat perlu mengupayakan pendorongan kebijakan investasi sosial dan ekonomis yang lebih besar di masyarakat guna mewujudkan kondisi sosial dan lingkungan fisik yang menguntungkan bagi tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi dan berkeadilan.

Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut atribut determinan.

Oleh karena itu perlu didefinisikan terlebih dahulu mengenai tindakan pengawasan berarti: Mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan. Pengawasan atau controlling dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dari suatu hasil yang dicapai dari aktivitas aktivitas yang direncanakan. Adalah wajar apabila terdapat kekeliruan-kekeliruan tertentu, kegagalan-kegagalan, dan petunjuk-petunjuk yang tidak efektif sehingga terjadi penyimpangan yang tidak diinginkan dari tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk kontrol pemasaran sosial.

Setelah mengetahui kriteria evaluasi dalam pemasaran produk sosial perlu adanya proses evaluasi alternative yang merupakan tahap memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar dimana  tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.

          Sehingga diperlukan beberapa upaya pemasaran sosial yang akan dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang antara lain:
1.   Dukungan promosi kesehatan dalam mengembangkan kebijakan sehat melalui upaya sosialisasi dan advokasi kepada lintas program dan sektor.
2.    Penguatan kemitraan melalui organisasi masyarakat dan dunia usaha.
3.  Kampanye Kesehatan dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif melalui berbagai saluran media dan berbagai kesempatan.
4.  Mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) melalui Gerakan Masyarakat dan Mobilisasi Sosial.

Tugas akhir dari pemasaran sosial adalah menjaga keberlangsungan perubahan sosial, yaitu berupa tanggapan yang sesuai dengan yang diharapkan lingkungan sekitar populasi dekat adopter. Ada tiga tahap kampanye pemasaran dalam kaitannya dengan tugas ini. Pertama, kondisi target adopter harus diteliti dan dimonitor. Kedua adalah memastikan kebutuhan-kebutuhan apa yang  akan dimasukkan dalam rencana pemasaran. Tahapan ketiga, memastikan kebutuhan-kebutuhan dan perubahan-perubahan apa yang akan dimasukkan dalam rencana pemasaran.

Dalam proses pengaturan pemasaran sosial, langkah akhirnya adalah mengorganisasikan sumber-sumber daya pemasaran, melaksanakan program sosial marketing-mix, mengontrol kinerja pelaksanaan program serta mengevaluasi hasil (pengaruh sosial dan etik) dari kegiatan di lapangan.

Prinsip manajemen tersebut menekankan bahwa hasil yang terbaik disebabkan oleh perencanaan yang dilaksanakan dan diawasi secara efektif. Sementara itu pelaksanaan dan pengawasan yang efektif membutuhkan data akurat tentang penangggapan kelompok target adapter atas pelaksanaan program pemasaran sosial tersebut.


SUMBER :
http://www.dokteranak.net/faktor-yang-perlu-diperhatikan-mengenai-gizi-anak-usia-sekolah-288.html.
http://determinane.blogspot.com/2012/11/eterminanevauasi-dan-kontrol-dalam.html.
http://www.docstoc.com/docs/57244596/PEMASARAN-SOSIAL-DALAM-PROMOSI-KEHATAN---FILE-SULFIKAR-AFERIL-PRADITYA.


PEMASARAN SOSIAL
“Peran dan Determinan Pemasaran Sosial Terhadap Kesehatan Masyarakat”
OLEH : LAKSMY LESTARI ISMAIL (F1D210146)

Selasa, 25 Desember 2012

Psikologi Kesehatan "KRIMINAL"


Psikologi berasal dari perkataan Yunani ‘psyche’ yang artinya jiwa, dan ‘logos’ yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut sebagai ilmu jiwa.
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada umumnya. Karena itu psikologi mempunyai:
  1. Obyek tertentu
  2. Metode penyelidikan tertentu
  3. Sistematik yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap obyeknya.


     Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia.
Kesehatan yaitu "sesuatu" yang sangat berguna untuk setiap makhluk hidup. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari tubuh, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap makhluk hidup untuk hidup produktif (secara maksimal).
Dapat simpulkan Psikologi kesehatan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku dan hubungan manusia dengan lingkungannya yang mencakup tentang "Kesehatan".
A.     Psikologi Kesehatan
Psikologi kesehatan adalah bagian dari psikologi klinis, yang memfokuskan pada kajian dan fungsi kesehatan individu terhadap diri dan lingkungannya, termasuk penyebab dan faktor-faktor yang terkait dengan problematika kesehatan individu.
Psikologi Kesehatan menurut Matarazzo (1980, dalam Ogden : 1996) adalah suatu agregat dari specific educational, dan kontribusi scientific professional, dari disiplin psikologi, untuk memajukan atau memelihara  kesehatan, termasuk juga didalamnya penanganan penyakit dan aspek-aspek lain yang terkait dengannya.
Psikologi kesehatan sebagai pengetahuan social-psychological dapat digunakan untuk mengubah pola health behavior dan mengurangi pengaruh dari psychosocial stress.
Secara lebih operasional, psikologi kesehatan dapat dimanfaatkan untuk :
a)      Mengevaluasi tingkah laku dalam etiologi penyakit.
b)      Memprediksi tingkah laku tidak sehat.
c)      Memahami peran psikologi dalam experience of illness.
d)      Mengevaluasi peran psikologi dalam treatment.
e)     Selain itu, teori-teori psikologi juga dapat dimanfaatkan dalam mempromosikan tingkah laku sehat dan mencegah sakit/munculnya penyakit dalam skala individu maupun yang lebih luas (kelompok, komunitas maupun masyarakat).
Seperti yang kita lihat pada pembahasan diatas, renovasi-renovasi di dalam pendekatan-pendekatan memiliki reaksi yang keras terhadap disiplin psikologi sendiri. Karena adanya minat terhadap bidang baru ini, suatu disiplin ilmu baru muncul. Definisi psikologi kesehatan mencakup definisi sebagai berikut :
  1. Psikologi kesehatan menyangkut bagian khusus dari bidang ilmiah psikologi yang memfokuskan pada studi perilaku yang memiliki kaitan dengan kesehatan dan penerapan dari kesehatan ini.
  2. Penekanan pada peran perilaku yang normal di dalam mempromosikan kesehatan (promosi kesehatan dan pencegahan dasar) pada level mikro, meso dan makro dan menyembuhkan penyimpangan kesehatan.
  3. Banyak bidang psikologi yang berbeda dapat memberikan sumbangan kepada bidang psikologi kesehatan.
B.   KRIMINAL
1)      Pengertian Kriminal menurut Bahasa dan Istilah
Kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan (pelanggaran yang dapat dihukum) yaitu perkara kejahatan yang dapat di hukum menurut Undang-Undang. Sedangkan pengertian kriminalitas menurut istilah diartikan sebagai suatu kejahatan yang tergolong dalam pelanggaran hukum positif (hukum yang berlaku dalam suatu negara).
Pengertian kejahatan sebagai unsur dalam pengertian kriminalitas, secara sosiologis mempunyai dua unsur-unsur yaitu:
1.      Kejahatan itu ialah perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan merugikan secara psikologis.
2.   Melukai perasaan susila dari suatu segerombolan manusia, di mana orang-orang itu berhak melahirkan celaan.
Dengan demikian, pengertian kriminal adalah segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama.
Jadi, Psikologi Kriminal ialah psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas.
2)      Psikologi dan Penerapannya dalam Kriminal
Disini kriminologi memandang suatu kejahatan sebagai gejala sosial yang dipelajari secara sosiologis. Penelitian-penelitian kriminologi meliputi berbagai faktor, yang secara umum meliputi:
1.  Penelitian tentang sigat, bentuk, dan peristiwa tindak kejahatan serta persebarannya menurut faktor sosial, waktu, dan geografis.
2.  Ciri-ciri fisik dan psikologis, riwayat hidup pelaku kejahatan (yang menetap) dan hubungannya dengan adanya kelainan perilaku.
3. Perilaku menyimpang dari nilai dan norma masyarakat, seperti perjudian, pelacuran, homo-seksualitas, pemabukan, dsb.
4.      Ciri-ciri korban kejahatan.
5.      Peranan korban kejahatan dalam proses terjadinya kejahatan.
6.      Kedudukan korban kejahatan dalam sistem peradilan pidana.
7.      Sistem peradilan pidana, yang meliputi bekerjanya lembaga kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan penghukuman dalam menangani pelaku pelanggaran hukum pidana sebagai bentuk reaksi sosial formal terhadap kejahatan.
8.      Metode pembinaan pelaku pelanggaran hukum.
9.      Struktur sosial dan organisasi penjara.
10.  Metode dalam mencegah dan mengendalikan kejahatan.
11.  Penelitian terhadap kebijakan birokrasi dalam masalah kriminalitas, termasuk analisa sosiologis terhadap proses pembuatan dan penegakan hukum.
12.  Bentuk-bentuk reaksi non-formal masyarakat terhadap kejahatan, penyimpangan perilaku, dan terhadap korban kejahatan. 

3)  Tindakan Kriminal atau kejahatan
Tindakan ini umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma sosial, dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Yang termasuk kedalam tindakan kriminal (delik) antara lain adalah pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan.
Light, Keller, dan Calhoun membedakan tipe kejahatan menjadi empat, yaitu sebagai berikut :
a.      Kejahatan tanpa korban (crime wothout victim)
Kejahatan ini tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh : perbuatan berjudi, penyalahgunaan obat bius,       mabuk-mabukan, hubungan seks yang tidak sah yang dilakukan oleh orang dewasa. Kejahatan jenis ini dapat mengorbankan orang lain apabila menyebabkan tindakan negatif lebih lanjut misalnya, seseorang ingin berjudi tapi karena ia tidak memiliki uang lalu mencuri harta orang lain. Atau perilaku seksual menyimpang yang menimbulkan HIV/AIDS dan menularkan pada orang lain.
b.      Kejahatan terorganisasi (organized crime)
Perilaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Misalnya, komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacuran, perjudian gelap, penadah barang curian, atau peminjaman uang dengan bunga tinggi (rentenir).
c.        Kejahatan kerah putih (white collar crime)
Kejahatan ini merupakan tipe kejahatan yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya. Contoh, penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan oleh pemilik perusahaan, atau pejabat negara yang melakukan korupsi.
d.      Kejahatan korporat (corporate crime)
Kejahatan ini merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Misalnya, suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai dan mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.

KESIMPULAN
Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Karena psikologi kesehatan berfokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seperti, bagaimana mendorong manusia meningkatkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya, maupun dalam kesehatan mental seseorang.
Dimana yang seperti kita ketahui, manusia terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis dan menyimpang, yang bahkan cenderung melarikan dari dari tanggung jawabnya. Semua perilaku menyimpang (kriminal) ini dipicu oleh beberapa faktor internal seperti kesulitan dan persoalan dan pengaruh eksternal seperti lingkungan sekitar dan pergaulan.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan seseorang yang berada diantara dua persimpangan fase perkembangan (fase interim), yang membuat seseorang yang berada pada fase ini adalah seseorang yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan lain yang mengalami gejolak dan guncangan yang terkadang dapat berakibat buruk dan bahkan sangat fatal (berujung kematian).
Namun, pada dasarnya segala kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika pihak keluarga dan lingkungan sekitarnya mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental dan mampu meningkatkan kepercayaan diri seseorang tersebut. Karena persoalan signifikan yang sering dihadapi si pelaku kriminal sehari-hari yang menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan si pelaku kriminal dengan orang yang berperan penting “keluarga/orang tua”, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi level mereka pada level-level orang-orang dewasa.

PSIKOLOGI KESEHATAN “Kriminal”
OLEH : LAKSMY LESTARI ISMAIL (F1D210146)