Peran dan Determinan Pemasaran Sosial terhadap
Kesehatan Masyarakat
Pemasaran Sosial adalah suatu
bentuk disiplin untuk mengembangkan kegiatan komunikasi kesehatan. Tujuannya
adalah mendapat kata yang tepat dipakai untuk meyakinkan para ibu berbuat
seperti yang dianjurkan, tokoh yang dipakai untuk menyampaikan pesan, saluran
komunikasi (langsung dan tidak langsung), dan bagaimana
memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya.
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai
derajat kesehatan yang tinggi, karena merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia selain pendidikan dan ekonomi.
Sudah saatnya masyarakat, pengelola program kesehatan
dan para pengambil kebijakan mengambil upaya-upaya cerdas untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat, melalui kegiatan yang lebih berpihak kepada
mayarakat, apa yang kita sebut sebagai Paradigma
Sehat.
Paradigma sehat pada dasarnya, merupakan upaya
kesehatan dengan menitikberatkan pada
upaya promotif dan preventif, dengan tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Yang artinya prioritas upaya kesehatan adalah upaya promosi kesehatan dalam hal
pemasaran sosial terhadap kesehatan masyarakat.
Pemasaran sosial memperkenalkan gagasan-gagasan sesuai
praktik sosial. Yang tujuan akhirnya adalah perubahan perilaku. Jadi, Pengenalan
kampanye gizi tidak sesederhana menolong konsumen mengetahui dan mendorong
minatnya memperbaiki gizi, namun lebih jauh lagi adalah untuk mengubah pola
kebiasaan makan masyarakat.
Sudah
menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada “provider” dan “consumer”.
Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan
masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman
semacam ini harus diubah dan harus diorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan
sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga
sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan
kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta harus melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar
mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan,
tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam mengorientasikan pelayanan kesehatan merupakan wujud peran pemasaran social dalam kesehatan masyarakat sangat penting.
Peran Pemasaran Sosial dalam Gizi dan Kesehatan Masyarakat
Program
Perbaikan Gizi Dan Kesehatan Masa Depan
Berangkat dari besarnya masalah gizi dan kesehatan
serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini antar wilayah, maka diperlukan
program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat kabupaten, provinsi,
maupun nasional. Jelas sekali kerja sama antar sektor terkait menjadi penting,
selain mengurangi aktivitas yang tumpang tindih dan tidak terarah.
Berikut ini
merupakan pemikiran untuk program yang akan datang, antara lain:
1.
Banyak hal
yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari
ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan dalam
perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang
efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional
sampai dengan kabupaten.
2. Melakukan
penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif
untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok
masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti
perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara
professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang
spesifik lokal.
3.
Melakukan
strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan
menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.
4.
Secara
bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi
jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan.
Sehingga faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi salah satunya adalah gizi anak usia sekolah. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Health Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
Kali ini penulis akan coba share
dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat gizi anak usia sekolah.
Kembali lagi ke WHO, mengapa perlu memperhatikan kebutuhan gizi anak usia
sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sangat diperhatikan
dalam point sebagai berikut:
1) Usia
anak adalah usia puncak pertumbuhan
Anak
SD yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat
kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal pula. Perhatian
terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakkan untuk
perkembangan mental yang mengacu pada skill anak.
Asupan
gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu: fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling
berkaitan. Makanan yang kaya akan nutisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang
otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan
yang optimal, untuk itu keluarga adalah adalah pihak pertama yang harus
memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan sangat berpengaruh
disini.
2) Selalu
aktif
Semakin
tinggi tingkat aktifitas tubuh maka nutrisi dan energi juga akan semakin banyak
diperlukan, anak usia SD atau usia sekolah merupakan usia yang senang bermain.
Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk
itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyak untuk menunjang aktifitas
fisiknya.
3) Perubahan
sikap terhadap makanan
Anak
usia sd tidak dapat ditebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap
pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakan.
4) Tidak
suka makan-makanan yang bergizi.
Telah
terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi
makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. kriteria
makanan yang bnyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung
gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk
mengkonsumsinya.
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa
ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualtias, yaitu
SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima
disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan gizi
dapat merusak bangsa. Tujuan dari analisis adalah untuk mengetahui kecenderungan masalah gizi
dan kesehatan masyarakat serta determinan yang mempengaruhi masalah ini.
Peningkatan
SDM ini untuk masa yang akan datang perlu dilakukan dengan memperbaiki atau
memperkuat intervensi yang ada menjadi lebih efektif, bermanfaat untuk kelompok
sasaran terutama penduduk rawan dan miskin. Perbaikan kualitas pelayanan
kesehatan dan gizi pada penduduk menjadi prioritas, selain meningkatkan
pendidikan dan mengurangi kemiskinan, terutama pada kabupaten/kota yang tingkat
keparahannya sangat berat.
Pelayanan
kesehatan dan gizi untuk yang akan datang juga harus memperhatikan pertumbuhan
penduduk perkotaan yang akan membawa berbagai masalah lain. Dengan peningkatan
kualitas intervensi kepada masyarakat, diasumsikan penurunan masalah gizi dan
kesehatan masyarakat dapat tercapai.
Keberhasilan
pembangunan nasional suatu
bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,
yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang
prima di samping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan
gizi dapat merusak kualitas SDM.
Pada saat
ini, sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit
akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi. Kejadian
kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan
tetapi secara perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, angka
kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur harapan hidup.
***
Strategi pemasaran sosial adalah untuk mewujudkan atau
mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi,
yakni cara bagaimana mencapai atau teknik atau mewujudkan
visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, ada beberapa
simpulan dalam peningkatan kesehatan masyarakat, sebagai
berikut:
· Masalah
kesehatan sangat kompleks sehingga penyelesaiannya memerlukan peran aktif tidak
hanya sektor kesehatan saja. Tingkat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh
faktor biologis ditingkat mikro tetapi lebih ditentukan oleh berbagai faktor
sosial, ekonomi, politik ditingkat makro secara menyeluruh.
· Implementasi
pencapaian tujuan kesehatan masyarakat memerlukan langkah-langkah kebijakan
intersektoral dan pendekatan multidisiplin yg dapat mengubah sosial determinan
tersebut.
Pemerintah baik pusat, provinsi,
kabupaten/kota; swasta dan masyarakat perlu mengupayakan pendorongan kebijakan
investasi sosial dan ekonomis yang lebih besar di masyarakat guna
mewujudkan kondisi sosial dan lingkungan fisik yang menguntungkan bagi tingkat
kesehatan masyarakat yang tinggi dan berkeadilan.
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap
berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda.
Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah
hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut
yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses
evaluasi disebut atribut determinan.
Oleh karena itu perlu didefinisikan
terlebih dahulu mengenai tindakan pengawasan berarti: “Mendeterminasi apa yang telah
dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi kerja dan apabila perlu, menerapkan
tindakan-tindakan. Pengawasan atau controlling dapat
dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan dan
mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dari suatu hasil yang dicapai dari
aktivitas aktivitas yang direncanakan. Adalah wajar apabila terdapat
kekeliruan-kekeliruan tertentu, kegagalan-kegagalan, dan petunjuk-petunjuk yang
tidak efektif sehingga terjadi penyimpangan yang tidak diinginkan dari tujuan
yang ingin dicapai dalam bentuk kontrol pemasaran sosial”.
Setelah mengetahui kriteria evaluasi dalam pemasaran produk sosial perlu adanya
proses evaluasi alternative yang merupakan tahap memfokuskan pada cara konsumen
mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap
individu, mempengaruhi input dari luar dimana
tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian
informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
Sehingga diperlukan beberapa upaya
pemasaran sosial yang akan dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, yang antara lain:
1. Dukungan promosi kesehatan dalam
mengembangkan kebijakan sehat melalui upaya sosialisasi dan advokasi kepada
lintas program dan sektor.
2. Penguatan kemitraan melalui
organisasi masyarakat dan dunia usaha.
3. Kampanye Kesehatan dalam rangka
menciptakan lingkungan yang kondusif melalui berbagai saluran media dan
berbagai kesempatan.
4. Mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) melalui Gerakan Masyarakat dan Mobilisasi
Sosial.
Tugas akhir
dari pemasaran sosial adalah menjaga keberlangsungan perubahan sosial, yaitu
berupa tanggapan yang sesuai dengan yang diharapkan lingkungan sekitar populasi
dekat adopter. Ada tiga tahap kampanye pemasaran dalam kaitannya dengan tugas
ini. Pertama, kondisi target adopter harus diteliti dan dimonitor. Kedua adalah
memastikan kebutuhan-kebutuhan apa yang
akan dimasukkan dalam rencana pemasaran. Tahapan ketiga, memastikan
kebutuhan-kebutuhan dan perubahan-perubahan apa yang akan dimasukkan dalam
rencana pemasaran.
Dalam proses
pengaturan pemasaran sosial, langkah akhirnya adalah mengorganisasikan
sumber-sumber daya pemasaran, melaksanakan program sosial marketing-mix, mengontrol kinerja pelaksanaan program serta mengevaluasi
hasil (pengaruh sosial dan etik) dari kegiatan di lapangan.
Prinsip manajemen
tersebut menekankan bahwa hasil yang terbaik disebabkan oleh perencanaan yang
dilaksanakan dan diawasi secara efektif. Sementara itu pelaksanaan dan
pengawasan yang efektif membutuhkan data akurat tentang penangggapan kelompok
target adapter atas pelaksanaan program pemasaran sosial tersebut.
SUMBER :
http://www.dokteranak.net/faktor-yang-perlu-diperhatikan-mengenai-gizi-anak-usia-sekolah-288.html.
http://determinane.blogspot.com/2012/11/eterminanevauasi-dan-kontrol-dalam.html.
http://www.docstoc.com/docs/57244596/PEMASARAN-SOSIAL-DALAM-PROMOSI-KEHATAN---FILE-SULFIKAR-AFERIL-PRADITYA.
PEMASARAN SOSIAL
“Peran dan
Determinan Pemasaran Sosial Terhadap Kesehatan Masyarakat”
OLEH : LAKSMY
LESTARI ISMAIL (F1D210146)