Rabu, 26 Desember 2012

PEMASARAN SOSIAL

Peran dan Determinan Pemasaran Sosial terhadap Kesehatan Masyarakat

            Pemasaran Sosial adalah suatu bentuk disiplin untuk mengembangkan kegiatan komunikasi kesehatan. Tujuannya adalah mendapat kata yang tepat dipakai untuk meyakinkan para ibu berbuat seperti yang dianjurkan, tokoh yang dipakai untuk menyampaikan pesan, saluran komunikasi (langsung dan tidak langsung), dan bagaimana memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya.
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia selain pendidikan dan ekonomi.
Sudah saatnya masyarakat, pengelola program kesehatan dan para pengambil kebijakan mengambil upaya-upaya cerdas untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, melalui kegiatan yang lebih berpihak kepada mayarakat, apa yang kita sebut sebagai Paradigma Sehat.
Paradigma sehat pada dasarnya, merupakan upaya kesehatan dengan  menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif, dengan tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Yang artinya prioritas upaya kesehatan adalah upaya promosi kesehatan dalam hal pemasaran sosial terhadap kesehatan masyarakat.
Pemasaran sosial memperkenalkan gagasan-gagasan sesuai praktik sosial. Yang tujuan akhirnya adalah perubahan perilaku. Jadi, Pengenalan kampanye gizi tidak sesederhana menolong konsumen mengetahui dan mendorong minatnya memperbaiki gizi, namun lebih jauh lagi adalah untuk mengubah pola kebiasaan makan masyarakat.
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada “provider” dan “consumer”. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah dan harus diorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam mengorientasikan pelayanan kesehatan merupakan wujud peran pemasaran social dalam kesehatan masyarakat  sangat penting.

Peran Pemasaran Sosial dalam Gizi dan Kesehatan Masyarakat 

Program Perbaikan Gizi Dan Kesehatan Masa Depan

           Berangkat dari besarnya masalah gizi dan kesehatan serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini antar wilayah, maka diperlukan program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Jelas sekali kerja sama antar sektor terkait menjadi penting, selain mengurangi aktivitas yang tumpang tindih dan tidak terarah. 
Berikut ini merupakan pemikiran untuk program yang akan datang, antara lain:
1.      Banyak hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan dalam perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional sampai dengan kabupaten.
2.   Melakukan penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang spesifik lokal.
3.      Melakukan strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.
4.      Secara bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan.

            Sehingga faktor yang perlu diperhatikan mengenai gizi salah satunya adalah  gizi anak usia sekolah. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Health Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
           Kali ini penulis akan coba share dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat gizi anak usia sekolah. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlu memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sangat diperhatikan dalam point sebagai berikut:
1)      Usia anak adalah usia puncak pertumbuhan
Anak SD yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakkan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skill anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu: fisik dan mental anak. Karena tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. Makanan yang kaya akan nutisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan sangat berpengaruh disini.

2)      Selalu aktif
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka nutrisi dan energi juga akan semakin banyak diperlukan, anak usia SD atau usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyak untuk menunjang aktifitas fisiknya.

3)      Perubahan sikap terhadap makanan
Anak usia sd tidak dapat ditebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakan.

4)      Tidak suka makan-makanan yang bergizi.
Telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. kriteria makanan yang bnyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualtias, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan gizi dapat merusak bangsa. Tujuan dari analisis adalah untuk mengetahui kecenderungan masalah gizi dan kesehatan masyarakat serta determinan yang mempengaruhi masalah ini. 

 Peningkatan SDM ini untuk masa yang akan datang perlu dilakukan dengan memperbaiki atau memperkuat intervensi yang ada menjadi lebih efektif, bermanfaat untuk kelompok sasaran terutama penduduk rawan dan miskin. Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan gizi pada penduduk menjadi prioritas, selain meningkatkan pendidikan dan mengurangi kemiskinan, terutama pada kabupaten/kota yang tingkat keparahannya sangat berat.

Pelayanan kesehatan dan gizi untuk yang akan datang juga harus memperhatikan pertumbuhan penduduk perkotaan yang akan membawa berbagai masalah lain. Dengan peningkatan kualitas intervensi kepada masyarakat, diasumsikan penurunan masalah gizi dan kesehatan masyarakat dapat tercapai.

Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima di samping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan gizi dapat merusak kualitas SDM.

Pada saat ini, sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi. Kejadian kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan tetapi secara perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur harapan hidup.

***

Strategi pemasaran sosial adalah untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi, yakni cara bagaimana mencapai atau teknik atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, ada beberapa simpulan dalam peningkatan kesehatan masyarakat, sebagai berikut:
·     Masalah kesehatan sangat kompleks sehingga penyelesaiannya memerlukan peran aktif tidak hanya sektor kesehatan saja. Tingkat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis ditingkat mikro tetapi lebih ditentukan oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, politik ditingkat makro secara menyeluruh.
·  Implementasi pencapaian tujuan kesehatan masyarakat memerlukan langkah-langkah kebijakan intersektoral dan pendekatan multidisiplin yg dapat mengubah sosial determinan tersebut.

         Pemerintah baik pusat, provinsi, kabupaten/kota; swasta dan masyarakat perlu mengupayakan pendorongan kebijakan investasi sosial dan ekonomis yang lebih besar di masyarakat guna mewujudkan kondisi sosial dan lingkungan fisik yang menguntungkan bagi tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi dan berkeadilan.

Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut atribut determinan.

Oleh karena itu perlu didefinisikan terlebih dahulu mengenai tindakan pengawasan berarti: Mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan. Pengawasan atau controlling dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dari suatu hasil yang dicapai dari aktivitas aktivitas yang direncanakan. Adalah wajar apabila terdapat kekeliruan-kekeliruan tertentu, kegagalan-kegagalan, dan petunjuk-petunjuk yang tidak efektif sehingga terjadi penyimpangan yang tidak diinginkan dari tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk kontrol pemasaran sosial.

Setelah mengetahui kriteria evaluasi dalam pemasaran produk sosial perlu adanya proses evaluasi alternative yang merupakan tahap memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar dimana  tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.

          Sehingga diperlukan beberapa upaya pemasaran sosial yang akan dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang antara lain:
1.   Dukungan promosi kesehatan dalam mengembangkan kebijakan sehat melalui upaya sosialisasi dan advokasi kepada lintas program dan sektor.
2.    Penguatan kemitraan melalui organisasi masyarakat dan dunia usaha.
3.  Kampanye Kesehatan dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif melalui berbagai saluran media dan berbagai kesempatan.
4.  Mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) melalui Gerakan Masyarakat dan Mobilisasi Sosial.

Tugas akhir dari pemasaran sosial adalah menjaga keberlangsungan perubahan sosial, yaitu berupa tanggapan yang sesuai dengan yang diharapkan lingkungan sekitar populasi dekat adopter. Ada tiga tahap kampanye pemasaran dalam kaitannya dengan tugas ini. Pertama, kondisi target adopter harus diteliti dan dimonitor. Kedua adalah memastikan kebutuhan-kebutuhan apa yang  akan dimasukkan dalam rencana pemasaran. Tahapan ketiga, memastikan kebutuhan-kebutuhan dan perubahan-perubahan apa yang akan dimasukkan dalam rencana pemasaran.

Dalam proses pengaturan pemasaran sosial, langkah akhirnya adalah mengorganisasikan sumber-sumber daya pemasaran, melaksanakan program sosial marketing-mix, mengontrol kinerja pelaksanaan program serta mengevaluasi hasil (pengaruh sosial dan etik) dari kegiatan di lapangan.

Prinsip manajemen tersebut menekankan bahwa hasil yang terbaik disebabkan oleh perencanaan yang dilaksanakan dan diawasi secara efektif. Sementara itu pelaksanaan dan pengawasan yang efektif membutuhkan data akurat tentang penangggapan kelompok target adapter atas pelaksanaan program pemasaran sosial tersebut.


SUMBER :
http://www.dokteranak.net/faktor-yang-perlu-diperhatikan-mengenai-gizi-anak-usia-sekolah-288.html.
http://determinane.blogspot.com/2012/11/eterminanevauasi-dan-kontrol-dalam.html.
http://www.docstoc.com/docs/57244596/PEMASARAN-SOSIAL-DALAM-PROMOSI-KEHATAN---FILE-SULFIKAR-AFERIL-PRADITYA.


PEMASARAN SOSIAL
“Peran dan Determinan Pemasaran Sosial Terhadap Kesehatan Masyarakat”
OLEH : LAKSMY LESTARI ISMAIL (F1D210146)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar